Tulisan ini
adalah untuk muslim, namun berguna pula bagi non-muslim sebagai penjelasan
mengapa korupsi merusak akhlak bangsa.
Bagi seorang
muslim doa adalah bagian dari ibadah yang sangat penting. Beberapa sabda
Rasulullah saw:
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda : “Tidak ada sesuatu
yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". [Sunan At-Timidzi, bab
Do'a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do'a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda. “Barangsiapa yang
tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya". [Sunan
At-Tirmidzi, bab Do'a 12/267-268].
Bahkan doa
yang khusuk dan mustajab dikabarkan Rasulullah dapat mengubah takdir.
Dari Salman
Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda."Tidak ada yang mampu
menolak takdir kecuali doa". [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306].
Maksudnya, boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena
musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa
ibarat tameng dan musibah laksana panah.
Banyak berdoa
bisa menghindarkan bencana dan musibah, sebagaimana firman Allah yang
mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam :
"Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". [Maryam : 48]
Dan firman Allah tentang Nabi Zakaria 'Alaihis Salam.
" Ia berkata :'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku". [(Maryam : 4)
"Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". [Maryam : 48]
Dan firman Allah tentang Nabi Zakaria 'Alaihis Salam.
" Ia berkata :'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku". [(Maryam : 4)
Doa bagi
seorang muslim sangat penting untuk mencapai tujuan / harapan.
Dari Ali bin
Abu Thalib Radhiyallahu 'anhu berkata bahwa tatkala saya mulai bertempur saat
perang Badr saya kembali dengan cepat untuk melihat apa yang dikerjakan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata beliau sedang bersujud dan
membaca : Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, Wahai Dzat Yang Maha Hidup
dan Maha Kekal, kemudian saya kembali bertempur, lalu saya kembali lagi ke
tempat Rasulullah, saya temui beliau dalam keadaan sujud, kemudian saya kembali
bertempur lalu saya kembali ke tempat beliau dan saya temui masih membaca doa
tersebut sehingga Allah memberikan kemenangan". [Sunan At-Tirmidzi, bab
Doa 13/78. Dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/98]
Seorang ayah
atau ibu seringkali, bahkan setiap saat, berdoa agar keluarganya menjadi
sakinah, dan anak-anaknya menjadi anak salih/salihah.
Apa artinya
menjadi seorang muslim / beragama jika doa-doanya tertolak oleh Allah.
Sungguh merugi orang seperti itu, orang tersebut tiada mengambil manfaat dari
agama ini melalui doa-doa dan ibadahnya.
Doa-doa Sia-sia
Ketahuilah
bahwa memakan uang haram / rejeki yang tidak halal, akan mengakibatkan
tertolaknya doa.
Doa-doa
untuk mendapatkan keluarga sakinah, anak yang shalih/ah, khusnul khotimah,
bahagia dunia dan akhirat, doa menjadi bangsa adil sejahtera; tidak akan berfaedah karena tertolak akibat makanan haram. Sungguh merugi orang seperti ini.
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “
Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak menerima kecuali hal yang baik”. Allah Ta’ala berfirman.
“Hai para rasul, makanlah dari makanan yang baik dan kerjakanlah amalan yang shalih” [Al-Mukminun : 51]
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” [Al-Baqarah : 172]
Sesudah itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan keadaan seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh. Orang tersebut rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya memanjatkan (permohonan do’a) : ‘Wahai, Rabb-ku, wahai Rabb-ku”, namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram. Dia tumbuh dengan makanan yang haram, bagaimana mungkin dikabulkan. [ Hadits Riwayat Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi]
“Hai para rasul, makanlah dari makanan yang baik dan kerjakanlah amalan yang shalih” [Al-Mukminun : 51]
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” [Al-Baqarah : 172]
Sesudah itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan keadaan seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh. Orang tersebut rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya memanjatkan (permohonan do’a) : ‘Wahai, Rabb-ku, wahai Rabb-ku”, namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram. Dia tumbuh dengan makanan yang haram, bagaimana mungkin dikabulkan. [ Hadits Riwayat Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi]
Bangsa yang didominasi dengan kejujuran, membelanjakan uang yang
halal, akan tumbuh menjadi sebuah komunitas yang bersih, penuh teladan dan
saling menolong lagi kokoh. Sebaliknya, bangsa yang terkungkung oleh
praktek suap, upeti, tipu menipu, akan menjadi komunitas yang lemah, tercerai
berai, egoistis, tak mengenal kerjasama saling menolong, hina di mata masyarakat
lain, menjadi subur bagi sifat-sifat buruk, mudah berprasangka buruk, tidak
saling percaya, mudah terbakar amarah.
Karena
makanan-makanan yang buruk tersebut bisa merusak perangai manusia, “Allah
mengharamkan makanan-makanan yang buruk lantaran mengandung unsur yang dapat
menimbulkan kerusakan, baik pada akal, akhlak ataupun aspek lainnya. Keganjilan
perilaku akan nampak pada orang-orang yang menkonsumsi makanan dan minuman yang
haram tersebut, sesuai dengan kadar kerusakan yang terkandung (dalam makanan
tersebut). Seandainya, mereka tidak mencari-cari alasan takwil (sebagai
pembenaran), niscaya sudah pantas untuk ditimpa siksa (dari Allah)” [Majmu
Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah]
Kisah Teladan Pentingnya Rejeki Halal
Sudah cukup
banyak kisah-kisah teladan bagi muslim tentang pentingnya kejujuran dan rejeki
yang halal, jauh dari syubhat.
Kisah
pertama adalah kisah gadis pemerah susu kambing di jaman khalifah Umar Ibnu
Khattab radiallahu anhu. Suatu ketika, Umar bin Khattab r.a berkeliling melihat
keadaan rakyatnya. Beliau biasa berkeliling menyusuri kota Madinah, hingga pada
suatu ketika, setelah beliau melaksanakan solat subuh dan keadaan masih gelap
gelita beliau berkeliling di pinggiran kota Madinah, akhirnya sampailah beliau
di sebuah gubuk kecil. Kemudian terdengar suara seorang wanita dari dalam gubuk
tersebut sedang berbicara kepada puterinya: " Kenapa tidak engkau
campurkan saja susu itu dengan air?" '' Kenapa harus aku campurkan air
pada susu ini, sedangkan Amirul Mukminin sudah melarangnya? '' Terdengar suara
jawaban anak gadisnya. Ibunya menyahut: " Orang lain juga buat begitu,
campurkan saja dengan air, orang lain tidak mengetahuinya?". Namun gadis
tadi berkilah: " Apakah kalau mereka mencampurkan susu dengan air, lalu
mereka masuk ke neraka dan kita mengikutinya?". Meskipun Amirul Mukminin
tidak mengetahuinya, tetapi Tuhan Amirul Mukminin pasti mengetahuinya".
Umar r.a mendengar pembicaraan tersebut, lalu langsung pulang ke rumahnya. Kemudian beliau memanggil putranya, Ashim r.a dan diceritakan kejadian tersebut kepadanya, lalu beliau menyuruh Ashim r.a agar mau menikahi gadis itu, sambil berkata: " Alangkah untungnya andai ia dapat melahirkan seorang pahlawan yang akan memimpin seluruh Arab". Ashim r.a pun menuruti keinginan ayahnya. Ia menikahi gadis jujur tersebut. Dari hasil perkawinan mereka menghasilkan seorang anak perempuan yang diberi nama Ummu Ashim. Kemudian Ummu Ashim dinikahi Abdul Aziz bin Marwan, dan lahirlah dari pernikahan itu seorang putera yang diberi nama Umar bin Abdul Aziz. Demikianlah asal usul Umar bin Abdul Aziz yang terkenal keshalihannya seperti kakeknya Umar bin Khattab r.a. Begitu bersih dan suci, jauh dari barang haram dan syubhat.
Umar r.a mendengar pembicaraan tersebut, lalu langsung pulang ke rumahnya. Kemudian beliau memanggil putranya, Ashim r.a dan diceritakan kejadian tersebut kepadanya, lalu beliau menyuruh Ashim r.a agar mau menikahi gadis itu, sambil berkata: " Alangkah untungnya andai ia dapat melahirkan seorang pahlawan yang akan memimpin seluruh Arab". Ashim r.a pun menuruti keinginan ayahnya. Ia menikahi gadis jujur tersebut. Dari hasil perkawinan mereka menghasilkan seorang anak perempuan yang diberi nama Ummu Ashim. Kemudian Ummu Ashim dinikahi Abdul Aziz bin Marwan, dan lahirlah dari pernikahan itu seorang putera yang diberi nama Umar bin Abdul Aziz. Demikianlah asal usul Umar bin Abdul Aziz yang terkenal keshalihannya seperti kakeknya Umar bin Khattab r.a. Begitu bersih dan suci, jauh dari barang haram dan syubhat.
Kisah kedua
adalah kisah Tsabit bin Ibrahim, yang memakan buah tanpa seijin pemiliknya.
Lalu bersedia bekerja tanpa upah kepada pemilik buah, demi mengikhlaskan buah
yang dimakan. Tsabit bin Ibrahim lalu dinikahkan pemilik buah dengan anak
perempuannya. Lahirlah Imam Abu Hanifah. Berbeda dengan kisah gadis pemerah
susu yang jelas sumbernya, kisah kedua ini sulit dicari sumber kitabnya.
Sebagian meriwayatkan bahwa kisah pemakan buah itu adalah Idris, ayah Imam
Syafii. Adapula yang meriwayatkan bahwa itu adalah kisah ayah dari Syaikh Abdul
Qadir Jailani. Intisari dari kisah lelaki pemakan buah ini (siapapun dia) adalah
untuk mendapatkan anak shalih/ah, kedua orang tuanya tidak boleh memakan
sesuatu yang haram, atau syubhat (meragukan asalnya).
Bahaya Easy Money
Uang atau
rejeki yang diperoleh dari cara haram, bukan hanya uang yang diperoleh dari
jual beli barang haram dan illegal seperti prostitusi atau ekstasi, namun juga
uang dari suap dan gratifikasi.
Abu Humaidi
Assa’idy Rhadiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam .
mengangkat seorang pegawai untuk menerima sedekah/zakat kemudian sesudah
selesai, ia datang kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam .
dan berkata, “Ini untukmu dan yang ini untuk hadiah yang diberikan orang
padaku.” Maka Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda
kepadanya, “Mengapakah engaku tidak duduk saja di rumah ayah atau ibumu apakah
di beri hadiah atau tidak (oleh orang)?” Kemudian sesudah shalat, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam berdiri, setelah tasyahud
dan memuji Allah selayaknya, lalu bersabda. “Amma ba’du, mengapakah seorang
pegawai yang diserahi amal, kemudian ia datang lalu berkata, “Ini hasil untuk
kamu dan ini aku berikan hadiah, mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayah atau
ibunya untuk menunggu apakah ia diberi hadiah atau tidak? Demi Allah yang jiwa
Muhamad di tangan-Nya tiada seorang yang menyembunyikan sesuatu (korupsi),
melainkan ia akan menghadap di hari kiamat memikul di atas lehernya. Jika
berupa onta bersuara, atau lembu yang menguak atau kambing yang mengembik. Sungguh
aku telah menyampaikan.” Abu Humaidi berkata, “kemudian Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam mengangkat kedua tangannya
sehingga aku dapat melihat putih kedua ketiaknya.
Uang yang
diperoleh karena jabatan yang disalahgunakan, adalah easy money. Uang yang
mudah didapat, karena si pejabat tidak perlu mengambil risiko, tidak perlu
modal, tidak keluar keringat. Sebaliknya, seperti diperingatkan oleh Nabi, jika
tidak karena jabatannya, maka tidak mungkin ia mendapatkan easy money itu.
Secara
psikologis, uang yang diperoleh secara mudah ini, akan dihabiskan pula dengan
mudah oleh orang tersebut. Orang penikmat easy money ini tidak akan berpikir
panjang menghabiskan uangnya di tempat hiburan malam, prostitusi, berjudi,
mabuk. Pada akhirnya, orang ini mungkin saja mati su’ul khatimah, saat mabuk,
overdosis drugs, atau mati berzina.
Maka berhati-hatilah
terhadap bahaya easy money dan perhatikanlah sabda Rasulullah yang termahsyur
dalam hadits 40 Imam Nawawi ini.
Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata: …Maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. Kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. Kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.
Wahai pembaca, sesungguhnya saya telah menasihati Anda dan diri saya sendiri. Maka perhatikanlah nasihat itu dan ingatlah firman Allah ini.
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah orang-orang yang zalim: “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul”. (Qs. Ibrahim 44).
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. (Qs. Al-Furqan 27)
“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (Qs. As-Sajdah 12).
Maka jauhilah perbuatan zalim mendapatkan uang dari cara-cara haram dan syubhat. Karena sesungguhnya kenikmatan di dunia hanya sementara. []
No comments:
Post a Comment