Tuesday, November 6, 2012

Kutukan Korupsi

Tulisan ini adalah untuk muslim, namun berguna pula bagi non-muslim sebagai penjelasan mengapa korupsi merusak akhlak bangsa.


Bagi seorang muslim doa adalah bagian dari ibadah yang sangat penting. Beberapa sabda Rasulullah saw:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". [Sunan At-Timidzi, bab Do'a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do'a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. “Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya". [Sunan At-Tirmidzi, bab Do'a 12/267-268].

Bahkan doa yang khusuk dan mustajab dikabarkan Rasulullah dapat mengubah takdir.
Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda."Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa". [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]. Maksudnya, boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah.

Banyak berdoa bisa menghindarkan bencana dan musibah, sebagaimana firman Allah yang mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam :

"Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". [Maryam : 48]

Dan firman Allah tentang Nabi Zakaria 'Alaihis Salam.

" Ia berkata :'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku". [(Maryam : 4)

Doa bagi seorang muslim sangat penting untuk mencapai tujuan / harapan.

Dari Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu 'anhu berkata bahwa tatkala saya mulai bertempur saat perang Badr saya kembali dengan cepat untuk melihat apa yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata beliau sedang bersujud dan membaca : Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, kemudian saya kembali bertempur, lalu saya kembali lagi ke tempat Rasulullah, saya temui beliau dalam keadaan sujud, kemudian saya kembali bertempur lalu saya kembali ke tempat beliau dan saya temui masih membaca doa tersebut sehingga Allah memberikan kemenangan". [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/98]

Seorang ayah atau ibu seringkali, bahkan setiap saat, berdoa agar keluarganya menjadi sakinah, dan anak-anaknya menjadi anak salih/salihah.

Apa artinya menjadi seorang muslim / beragama jika doa-doanya tertolak oleh Allah. Sungguh merugi orang seperti itu, orang tersebut tiada mengambil manfaat dari agama ini melalui doa-doa dan ibadahnya.

Doa-doa Sia-sia


Ketahuilah bahwa memakan uang haram / rejeki yang tidak halal, akan mengakibatkan tertolaknya doa.

Doa-doa untuk mendapatkan keluarga sakinah, anak yang shalih/ah, khusnul khotimah, bahagia dunia dan akhirat, doa menjadi bangsa adil sejahtera; tidak akan berfaedah karena tertolak akibat makanan haram. Sungguh merugi orang seperti ini.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “ Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak menerima kecuali hal yang baik”.  Allah Ta’ala berfirman.

“Hai para rasul, makanlah dari makanan yang baik dan kerjakanlah amalan yang shalih” [Al-Mukminun : 51]

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” [Al-Baqarah : 172]

Sesudah itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan keadaan seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh. Orang tersebut rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya memanjatkan (permohonan do’a) : ‘Wahai, Rabb-ku, wahai Rabb-ku”, namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram. Dia tumbuh dengan makanan yang haram, bagaimana mungkin dikabulkan. [ Hadits Riwayat Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi]

Bangsa yang didominasi dengan kejujuran, membelanjakan uang yang halal, akan tumbuh menjadi sebuah komunitas yang bersih, penuh teladan dan saling menolong lagi kokoh. Sebaliknya, bangsa yang terkungkung oleh praktek suap, upeti, tipu menipu, akan menjadi komunitas yang lemah, tercerai berai, egoistis, tak mengenal kerjasama saling menolong, hina di mata masyarakat lain, menjadi subur bagi sifat-sifat buruk, mudah berprasangka buruk, tidak saling percaya, mudah terbakar amarah.

Karena makanan-makanan yang buruk tersebut bisa merusak perangai manusia, “Allah mengharamkan makanan-makanan yang buruk lantaran mengandung unsur yang dapat menimbulkan kerusakan, baik pada akal, akhlak ataupun aspek lainnya. Keganjilan perilaku akan nampak pada orang-orang yang menkonsumsi makanan dan minuman yang haram tersebut, sesuai dengan kadar kerusakan yang terkandung (dalam makanan tersebut). Seandainya, mereka tidak mencari-cari alasan takwil (sebagai pembenaran), niscaya sudah pantas untuk ditimpa siksa (dari Allah)” [Majmu Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah]

Kisah Teladan Pentingnya Rejeki Halal


Sudah cukup banyak kisah-kisah teladan bagi muslim tentang pentingnya kejujuran dan rejeki yang halal, jauh dari syubhat.

Kisah pertama adalah kisah gadis pemerah susu kambing di jaman khalifah Umar Ibnu Khattab radiallahu anhu. Suatu ketika, Umar bin Khattab r.a berkeliling melihat keadaan rakyatnya. Beliau biasa berkeliling menyusuri kota Madinah, hingga pada suatu ketika, setelah beliau melaksanakan solat subuh dan keadaan masih gelap gelita beliau berkeliling di pinggiran kota Madinah, akhirnya sampailah beliau di sebuah gubuk kecil. Kemudian terdengar suara seorang wanita dari dalam gubuk tersebut sedang berbicara kepada puterinya: " Kenapa tidak engkau campurkan saja susu itu dengan air?" '' Kenapa harus aku campurkan air pada susu ini, sedangkan Amirul Mukminin sudah melarangnya? '' Terdengar suara jawaban anak gadisnya. Ibunya menyahut: " Orang lain juga buat begitu, campurkan saja dengan air, orang lain tidak mengetahuinya?". Namun gadis tadi berkilah: " Apakah kalau mereka mencampurkan susu dengan air, lalu mereka masuk ke neraka dan kita mengikutinya?". Meskipun Amirul Mukminin tidak mengetahuinya, tetapi Tuhan Amirul Mukminin pasti mengetahuinya".

Umar r.a mendengar pembicaraan tersebut, lalu langsung pulang ke rumahnya. Kemudian beliau memanggil putranya, Ashim r.a dan diceritakan kejadian tersebut kepadanya, lalu beliau menyuruh Ashim r.a agar mau menikahi gadis itu, sambil berkata: " Alangkah untungnya andai ia dapat melahirkan seorang pahlawan yang akan memimpin seluruh Arab". Ashim r.a pun menuruti keinginan ayahnya. Ia menikahi gadis jujur tersebut. Dari hasil perkawinan mereka menghasilkan seorang anak perempuan yang diberi nama Ummu Ashim. Kemudian Ummu Ashim dinikahi Abdul Aziz bin Marwan, dan lahirlah dari pernikahan itu seorang putera yang diberi nama Umar bin Abdul Aziz. Demikianlah asal usul Umar bin Abdul Aziz yang terkenal keshalihannya seperti kakeknya Umar bin Khattab r.a. Begitu bersih dan suci, jauh dari barang haram dan syubhat.

Kisah kedua adalah kisah Tsabit bin Ibrahim, yang memakan buah tanpa seijin pemiliknya. Lalu bersedia bekerja tanpa upah kepada pemilik buah, demi mengikhlaskan buah yang dimakan. Tsabit bin Ibrahim lalu dinikahkan pemilik buah dengan anak perempuannya. Lahirlah Imam Abu Hanifah. Berbeda dengan kisah gadis pemerah susu yang jelas sumbernya, kisah kedua ini sulit dicari sumber kitabnya. Sebagian meriwayatkan bahwa kisah pemakan buah itu adalah Idris, ayah Imam Syafii. Adapula yang meriwayatkan bahwa itu adalah kisah ayah dari Syaikh Abdul Qadir Jailani. Intisari dari kisah lelaki pemakan buah ini (siapapun dia) adalah untuk mendapatkan anak shalih/ah, kedua orang tuanya tidak boleh memakan sesuatu yang haram, atau syubhat (meragukan asalnya).

Bahaya Easy Money


Uang atau rejeki yang diperoleh dari cara haram, bukan hanya uang yang diperoleh dari jual beli barang haram dan illegal seperti prostitusi atau ekstasi, namun juga uang dari suap dan gratifikasi.

Abu Humaidi Assa’idy  Rhadiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam . mengangkat seorang pegawai untuk menerima sedekah/zakat kemudian sesudah selesai, ia datang kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam . dan berkata, “Ini untukmu dan yang ini untuk hadiah yang diberikan orang padaku.” Maka Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda kepadanya, “Mengapakah engaku tidak duduk saja di rumah ayah atau ibumu apakah di beri hadiah atau tidak (oleh orang)?” Kemudian sesudah shalat, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam berdiri, setelah tasyahud dan memuji Allah selayaknya, lalu bersabda. “Amma ba’du, mengapakah seorang pegawai yang diserahi amal, kemudian ia datang lalu berkata, “Ini hasil untuk kamu dan ini aku berikan hadiah, mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayah atau ibunya untuk menunggu apakah ia diberi hadiah atau tidak? Demi Allah yang jiwa Muhamad di tangan-Nya tiada seorang yang menyembunyikan sesuatu (korupsi), melainkan ia akan menghadap di hari kiamat memikul di atas lehernya. Jika berupa onta bersuara, atau lembu yang menguak atau kambing yang mengembik. Sungguh aku telah menyampaikan.” Abu Humaidi berkata, “kemudian Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam mengangkat kedua tangannya sehingga aku dapat melihat putih kedua ketiaknya.



Uang yang diperoleh karena jabatan yang disalahgunakan, adalah easy money. Uang yang mudah didapat, karena si pejabat tidak perlu mengambil risiko, tidak perlu modal, tidak keluar keringat. Sebaliknya, seperti diperingatkan oleh Nabi, jika tidak karena jabatannya, maka tidak mungkin ia mendapatkan easy money itu.

Secara psikologis, uang yang diperoleh secara mudah ini, akan dihabiskan pula dengan mudah oleh orang tersebut. Orang penikmat easy money ini tidak akan berpikir panjang menghabiskan uangnya di tempat hiburan malam, prostitusi, berjudi, mabuk. Pada akhirnya, orang ini mungkin saja mati su’ul khatimah, saat mabuk, overdosis drugs, atau mati berzina.

Maka berhati-hatilah terhadap bahaya easy money dan perhatikanlah sabda Rasulullah yang termahsyur dalam hadits 40 Imam Nawawi ini.

Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata: …Maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. Kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. Kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.  

Wahai pembaca, sesungguhnya saya telah menasihati Anda dan diri saya sendiri. Maka perhatikanlah nasihat itu dan ingatlah firman Allah ini.

“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah orang-orang yang zalim: “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul”. (Qs. Ibrahim 44).
  
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. (Qs. Al-Furqan 27)

“Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (Qs. As-Sajdah 12).

Maka jauhilah perbuatan zalim mendapatkan uang dari cara-cara haram dan syubhat. Karena sesungguhnya kenikmatan di dunia hanya sementara. []

No comments:

Post a Comment